Ice Cucumber

Of course Cola is Cucumber flavour (mochiron KOORA mo kyuuri aji)


Full-Metal-Alchemist
Thursday, June 16, 2011

Again, Secret Revealed!!!

Last Episode...
-------------------------------------------------------------------------------
"Ini untuk Shawn, LUNATIC ILLUSION!!!!!!"

"GOD HAND!!"
-------------------------------------------------------------------------------

Bola yang ditendang Gray tiba2 menghilang dalam kabut yg hitam dan sangat tebal. Mark berusaha melihat tapi pandangannya sudah tertutup. Dia melihat sekelebat bayangan dan mengejarnya, tapi ternyata itu bukan bolanya. Dalam sekejap bayangan menghilang dan bolanya sudah ada di belakang Mark yg berarti Gray bisa memasukkan satu gol ke gawang.


"A-aku berhasil..." kata Gray sambil menuju ke arah Shawn yg duduk di pinggir lapangan
"G-gray....terima kasih!!" teriaknya sambil memeluk Gray yg kebingungan.
"Shawn, maafkan aku...." tiba2 Gray langsung pingsan dipelukan Shawn
Alhasil, semuanya panik gara2 Gray. Jude dan Axel membopong Gray ke ruang kesehatan, sementara sisanya mengikuti mereka ber-dua.

"Ini semua gara2 aku"
"Bukan Shawn, itu hanya kebetulan terjadi" kata Nathan
"Kalau saja aku tidak memaksanya masuk ke klub sepak bola.."
"Tenanglah Shawn, dia akan baik2 saja" sahut Harley.

Semuanya duduk mengelilingi Gray yg masih pingsan di atas tempat tidur. Mukanya pucat, seperti ma... hush! Jangan berpikiran yg tidak2!! Karena hari semakin sore, satu per satu mereka mulai pulang.

"Jude, kau tidak pulang dulu?" tanya David
"Benar juga, hari sudah larut. Tapi, dia masih belum sadar. Siapa yg akan menjaganya di sini?"
"Biar aku saja yg menjaganya di sini"
"Tapi, Shawn.."
"Aku bisa menelpon orangtuaku dulu, untuk izin. Aku akan bilang ingin menginap di rumah temanku"

Sekitar pukul 8 malam, Shawn mulai merinding juga. Di sekolah sudah sepi sekali, apalagi ini di ruang kesehatan. Gimana kalo tiba2 ada suster ngesot dateng, apalagi datengnya barengan ma dokter ngesot, bidan ngesot, apoteker ngesot, de ka ka. Merinding.... Shawn memengang tangan Gray...

"Cepatlah sadar, Gray..."

Terasa oleh Shawn, tangan Gray mulai sedikit hangat dan gemetaran. Bersamaan dengan itu, matanya mulai terbuka dan dia mencoba untuk duduk.

"Itaiii~~~"
"Gray! Kau sudah sadar?!"
"Nggg.... di mana aku..?"
"Kau di ruang kesehatan sekolah sekarang, tadi sehabis menendang kau pingsan"
"Sudah kuduga... Ah, hari sudah larut, kau dari tadi menungguiku Shawn?"
"I-iya, habisnya semuanya sudah pulang. Jadi aku menungguimu di sini..."
"Uh....Shawn tanganku..."
"Oh! I-iya!! M-maaf..."
"Tanganmu hangat ya Shawn.." tergeletak lagi di tempat tidur.
"Gray? Ayo kita pulang. Aku akan mengantarmu"

Shawn menggendong Gray untuk mengantarkannya pulang. Gray masih lemas sehabis pingsan tadi.

"Nnnn... maafkan aku ya Shawn. Gara2 aku kau jadi repot"
"Eh, tidak apa2, anggap saja kita impas sekarang" Shawn tersenyum

Saat Shawn tersenyum, Gray merasakan ada sesuatu yg aneh pada dirinya. Dia merasa nafasnya sesak dan badannya jadi hangat.

"Gray? Badanmu jadi panas, kau tak apa2?"
"Eh, i-iya..."
"Nah, kita sudah sampai. Apa harus kugendong sampai di dalam?"
"Tidak usah, aku bisa berjalan sendiri. Terimakasih banyak ya Shawn"
"Tidak masalah, kalau kau ada masalah pasti akan kubantu kok. Setelah ini istirahatlah"
"Iya"
"Suhu badanmu masih panas loh, oh ya, ini kuberi nomor handphoneku. Kalau ada apa2 kau bisa menghubungiku"
"Iya terima kasih"

-------------------------------------------------------------------------------

Keesokan harinya sepulang sekolah, Darren terburu2 memasuki ruang klub sepak bola. Dia membawa sebuah selebaran loh. Mungkin itu...

"Teman2! Ini ada undangan pertandingan persahabatan dari Aliea High School!!" teriak Darren.
"Bagaimana Jude, apa kita menerimanya?" tanya Axel
"Tentu saja, apa kalian semua juga setuju dengan ini?"
"Yaaa!!!"

Gray tiba2 masuk ke ruang klub, suasana langsung membeku. -ditendang pake "Lunatic Illusion"nya Gray-

"Yo!"
"Eh, Gray? Kau sudah sembuh? Gimana keadaanmu?" semuanya berebut menanyai Gray. (serasa punya banyak fans, hohoho)
"Aku sudah tidak apa2. Itu semua berkat kalian"
"Maaf ya Gray. Gara2 aku mengetesmu terlalu berat jadi kau..."
"Tak apa2 Jude. Tapi lain kali kita main bersama aja" Gray senyum.
Jude merinding mendengarnya. Bukannya karena mau "main bersama", tapi senyum Gray itu lho, membawa petaka. -digampar lagi-
"Gray, kita mau ikut pertandingan persahabatan ma Aliea High School. Kau ikut juga kan?" tiba2 Tory ambil suara sambil merangkul Gray. Mark cemburu -digampar Mark-
"Boleh juga"
"Eh semuanya sudah di sini, akan ada pertandingan ya?" Shawn tiba2 muncul
"Itu benar!" sahut Bob
"Nah, sekarang ayo kita latihan!!" seru Eric.

-------------------------------------------------------------------------------

Semua anggota menuju ruang ganti, tentu saja Sue dan Tory ke ruang ganti perempuan. Tak ingin identitasnya diketahui, Gray menunggu semuanya selesai ganti pakaian.

"Kau tak ganti pakaian Gray?" Kevin bertanya sambil mengambil bajunya di dalam tas.
"Duluan saja, aku mau ke kamar mandi dulu"
"Baiklah. Kami menunggu di lapangan ya!"

Gray berjalan mengendap-endap ke ruang ganti pria (kyaaaaa....). Untung di sana sudah tidak ada siapa2. Gray mulai mengganti baju atasannya. Tapi....

Nathan terlambat datang ke ruang klub, di sana sudah tidak ada siapa2. Dia berpikir pasti semuannya sudah ke lapangan. Dia cepat2 pergi ke sana untuk absen ke Jude.

"Uwaaah, semuanya. Aku terlambat! Jude aku diabsen dulu, ya"
"Baik, baik. Ganti baju dulu sana. Gray masih di sana sepertinya, tadi dia ke kamar mandi dulu sih"

Oooooo, gawat. Nathan setengah berlari menuju ruang klub untuk mengambil baju dan dia berbelok ke ruang ganti untuk menemukan kenyataan tak terduga. (= =")>
Dan terdengarlah suara teriakan yg amat sangat keras sehingga terdengar sampai radius 10 x 10 pangkat 13 meter (100.000.000.000.000 m/100.000.000.000 km)
Nathan kaget melihat pemandangan yg ada di depannya. Gray hanya mematung menatap Nathan. (yosh, orang kedua yg tahu identitas Gray)

"Gray, k-kau..."
"Pergi!!!"
"U-uh, baiklah. Beritahu aku kalau kau sudah selesai"

Nathan keluar ruang ganti, dan berdiri di samping pintunya. Dia tak habis pikir, Gray seorang cewek. Pantas dia suka memasak, tapi kenapa bisa dia ada di ruang ganti pria? Aaaakh, jadi pusing (abang Natha~n, sini saya pijitin biar kaga pusing -digampar Nathan-)

Gray keluar, mukanya terlihat sangat merah. Tapi dia sempat berbisik ke Nathan juga.

"Kalau kau memberitahu yg sebenarnya, kau akan mati, Nathan"

Kata2 Gray kedengaran tidak main2. Nathan hanya mengangguk pelan dan langsung ganti baju di dalam. Gray melangkah gontai menuju lapangan sambil berpikir, lain kali aku harus lebih hati2. Kelihatannya Nathan orang yg bisa dipercaya, kalau Shawn aku tidak perlu khawatir.

-------------------------------------------------------------------------------

Bagaimanakah Nathan dan Shawn menjaga identitas Gray?
Apakah ada orang lain yg akan mengetahuinya?
Kapan Gray ma Shawn akan jadian? -digampar pake "Dark Freeze" nya Gray n Shawn-
Tunggu ya~~ ^^ Lovey-dovey <3
Jeng jeng jeng jueeeeng~~! -digampar Nathan-

0 comments:

Post a Comment

Thanks for Visiting!

Impmon - Digimon 2